Minggu, 20 Juni 2010

IDEALISME BETA HINGGA VICTORIA PARK

gabung grup APRESIASI FILM @INDONESIA
Pejuang Devisa
Minggu Pagi Di Victoria Park adalah liburan para TKW di Hongkong dari pekerjaan sehari-hari sebagai pembantu, mereka bergembira di taman ini. Sebagaian lainnya berkencan dengan para lelaki dari sejumlah bangsa. Alur cerita yang tidak terlalu istimewa ini yang coba di filmkan Lola Amaria dengan judul Minggu pagi di Victoria Park yang berkisah tentang Mayang (Lola Amaria) yang bersedia jadi TKW di Hongkong untuk mencari adiknya, Sekar (Titi Sjuman) yang "menghilang". Sekar di gambarkan sudah over stay, lalu terlibat prostitusi dan Mayanglah yang menyelamatkannya.
Lola Amaria terang-terangan mengatakan bahwa ungkapan "pejuang devisa" itu hanyalah jargon politis yang meninabobokkan para TKI. Minggu Pagi di Victoria Park, memberi gambaran yang meneduhkan kehidupan para TKW di Hongkong.
Ironi
Gambar-gambar yang di sajikan dalam film adalah gambar-gambar yang berbicara, seperti film berjudul Tanah Air beta, lanskap kota Belu di Timor Tengah Utara yang berbatu karang gersang di langit biru pekat, seperti hadir menjadi ironi. Ari Sihasale bersama produser Nia Zulkarnain, menempatkan cerita seputar pengungsi eks Timor Timur di NTT sebagai tragedi kemanusiaan. Bahkan lebih detail, seputar tragedi keterpisahan anak manusia dengan keluarga intinya.
Seharusnya kehidupan di alam yang bersih dan murni itu menjadi jaminan keberlangsungan kedamaian kehidupan para penghuninya. Namun toh, kehidupan Tatiana (Aleksandra Gottardo), sang ibu dua anak yang mengungsi ke NTT seusai penentuan pendapat di Tim-tim, Agustus 1999, begitu menderita. Ia terpisah dengan Mauro dan hanya mengungsi bersama anak keduanya, Merry (Griffit Patricia).
Idealis
Diluar soal itu, kedua film ini tumbuh dengan idealisme kental. Lola tak mau beresiko menampilkan tragedi para TKI, dan Ari Sihasale, bisa di pahami jika tak mau memasuki wilayah politik, dalam pengertian yang amat praksis. Namun, keduanya memperlihatkan tumbuhnya persahabatan yang melebihi persaudaraan. Dua film ini juga menunjukkan betapa pentingnya memasukkan pesan dalam setiap gagasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar