Kamis, 16 September 2010

Syawalan Yuk! Gratis Lopis..

Tradisi Syawalan tanggal 7 atau sepekan setelah lebaran di tandai oleh pemotongan kue lopis raksasa, Lopisan, sebagai puncak acaranya.
Kue ini di bagi gratis kepada setiap pengunjung atau teman yang sedang bersilaturrahmi oleh warga Krapyak Kabupaten Pekalongan.
Lopis raksasa seberat 396 kilo, tinggi 160cm dan berdiameter 192 cm dengan bahan dasar beras ketan seberat 2 kwintal. Direbus selama 3 hari 3 malam menggunakan dandang ukuran raksasa.
Kue ini tidak di bungkus plastik tapi dengan daun pisang.
Upacara yang sering disebut Krapyakan atau lopisan di selenggarakan atas Walikota atau Pejabat Muspida yang rutin diselenggarakan sejak 130 tahun lalu. Tepatnya 1885 M. Kali pertama yang menggelar hajatan syawalan ini adalah KH. Abdullah Sirodj, keturunan dari Kyai Bahu Rekso. Upacara pemotongan kue ini baru dimulai sejak tahun 1956 oleh bapak Rohmat, Kepala Desa setempat waktu itu.
Falsafahnya tentang persatuan dan kesatuan dengan simbol Lopisan berasal dari kata Lopis, yaitu sejenis makanan spesifik dari bahan ketan yang memiliki daya rekat luar biasa bila sudah direbus sampai masak benar. Sehingga nggak mungkin lagi butir-butir ketan itu bercerai berai kembali. Sedang bungkus daun pisang memilik makna seperti daun pisang yang tidak mau mati sebelum berbuah dan beranak banyak atau dengan kata lain tak mau mati sebelum berjasa dan meninggalkan generasi penerus sebagai penyambung estafet.
Warga berbondong-bondong menyambutnya dengan berharap mendapat keberkahan dan didekatkan jodoh bagi yang masih lajang.